Konsep Karya
Disamping pengagum karya Van Gogh saya juga mengagumi karya – karya Gaguin dan Henri Mattise. Menurut saya mereka adalah para pelukis hebat, para seniman itu membangkitkan spirit dan inspirasi dalam diri saya yang terus menyala.
Latar belakang yang sekilas itu kiranya cukup untuk memasuki karya – karya lukisan ini. Rekaman kisah nyata kehidupan manusia terutama orang – orang tua di lereng Merapi yang bisa dilihat dari kehidupan sehari – hari yang begitu pasrah menerima kenyataan hidup. Semua kepahitan hidup yang pernah dirasakan, kesusahan, penderitaan, dan kerja keras adalah hembusan nafas setiap hari.
Saya mengekspresikan orang tua yang sudah berumur di atas 70 tahun yang dilihat sepintas dari lereng merapi. Dilihat dari penampilanya yang sederhana masih terlihat sisa kerja kerasnya. Untuk mereka tiada hari tanpa bekerja entah itu mencari kayu, mencari rumput, atau menggarap sawah. Walau hidupnya hanya tinggal menunggu waktu kapan Tuhan akan memaggilnya kembali. Kepasrahan itu lah yang membuat mereka tidak takut menghadapi maut, bencana, penderitaan, atau bahkan kematian.
Kehidupan yang jauh dari gemerlap kota, kemewahan, jabatan, serta ambisi, tak membuatnya sedih ataupun susah. Alam merapi yang dekat, yang memberikan air yang segar dan jernih, udara bersih untuk bernafas, alam yang subur yang telah memberi hasil untuk makan. Semua itu baginya sudahlah cukup untuk menikmati hidup ini. Dalam kekurangannya itu mereka selalu tersenyum.
Inilah sedikit gambaran tentang konsep karya saya, yang condong ke aliran expresionisme magis. Apappun hasilnya inilah cara mengekspresikan alam Merapi dan kehidupannya, yang telah sangat akrab dengan hidup saya dari lahir sampai sekarang.
Disamping pengagum karya Van Gogh saya juga mengagumi karya – karya Gaguin dan Henri Mattise. Menurut saya mereka adalah para pelukis hebat, para seniman itu membangkitkan spirit dan inspirasi dalam diri saya yang terus menyala.
Latar belakang yang sekilas itu kiranya cukup untuk memasuki karya – karya lukisan ini. Rekaman kisah nyata kehidupan manusia terutama orang – orang tua di lereng Merapi yang bisa dilihat dari kehidupan sehari – hari yang begitu pasrah menerima kenyataan hidup. Semua kepahitan hidup yang pernah dirasakan, kesusahan, penderitaan, dan kerja keras adalah hembusan nafas setiap hari.
Saya mengekspresikan orang tua yang sudah berumur di atas 70 tahun yang dilihat sepintas dari lereng merapi. Dilihat dari penampilanya yang sederhana masih terlihat sisa kerja kerasnya. Untuk mereka tiada hari tanpa bekerja entah itu mencari kayu, mencari rumput, atau menggarap sawah. Walau hidupnya hanya tinggal menunggu waktu kapan Tuhan akan memaggilnya kembali. Kepasrahan itu lah yang membuat mereka tidak takut menghadapi maut, bencana, penderitaan, atau bahkan kematian.
Kehidupan yang jauh dari gemerlap kota, kemewahan, jabatan, serta ambisi, tak membuatnya sedih ataupun susah. Alam merapi yang dekat, yang memberikan air yang segar dan jernih, udara bersih untuk bernafas, alam yang subur yang telah memberi hasil untuk makan. Semua itu baginya sudahlah cukup untuk menikmati hidup ini. Dalam kekurangannya itu mereka selalu tersenyum.
Inilah sedikit gambaran tentang konsep karya saya, yang condong ke aliran expresionisme magis. Apappun hasilnya inilah cara mengekspresikan alam Merapi dan kehidupannya, yang telah sangat akrab dengan hidup saya dari lahir sampai sekarang.